Resensi Kitab Adabul Alim Wal Muta'alim
Judul : Kitab Adabul ‘Alim wa Al Muta’allim
Pengarang : Hadrotu As-Syaikh Kyai H. Hasyim Asy’ari
Penerbit : Ma’had Tebu Ireng Jombang
Tebal halaman : 110 halaman
Cover : Biru
Bahasa :
Bahasa Arab
Dari sekian banyak kitab-kitab yang telah
dikarang oleh ‘ulama-‘ulama mutaqoddimin hingga kitab karangan ‘ulama-ulama
mutaakhhirin seperti kitab klassik hingga kitab kontemporer telah lama beredar
dan dipakai sebagai bahan acuan pokok (selain Al-Qur’an dan Al-Hadis) diberbagai
pondok pesantren di Nusantara baik dalam proses blajar mengajar baik kitab
tersebut berisikan bahasan fiqih, hukum, tauhid, sastra arab, qira’at (nahwu
sorof), serta akhlaq maupun pengamalan dalam kehidupan dan berperilaku
sehari-hari. Namun dalam resensi kali ini adalah kitab yang berisikan tentang
akhlaq yang akan dituju.
Adapun
kitab yang berisikan tentang kumpulan akhlaq dalam kehidupan sehari-hari ini
berjudulkan “Adabu Al-‘Alim wa Al-Muta’allim” yang merupakan hasil jerih payah
daripada perjuangan Hadrotus As-Syaikh
K. H. Hasyim Asy’ari dalam mengarang dan mempertimbangkan dalam penyusunansetiap
pembahasan setiap babnya tentunya bagi orang-orang yang berhajat ingin membaca
terlebih mendalami pembahasan tentang akhlaq-akhlaq yang ada dalam kitab ini. Adapun
kitab ini menerlibatkan pada akhlaq seorang santri dan sorang ‘alim dalam
pembelajaran maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Namun di samping itu juga,
pengarang tidak menutup kemungkinan seperti masyarakat, hadirin majlis ta’lim,
seroang tamu, orang asing (pendatang) tidak masuk dalam bahasan kitab ini,
karena objek tersebut mrupakan salah satu sarana bagi para ‘alim dan muta’allim
guna menerapkan atau mengaplikasikan akhlaqnya.
Adapun
urgensi dari penyusunan kitab ini dimaksudkan oleh pengarang untuk menyediakan
tatacara berakhlaq / sopan santun bagi seorang ‘alim dan muta’alim dalam rangka
belajar mengajar di awal pembelajaran juga untuk menjunjung tinggi harkat martabat umat muslim supaya pantas untuk
dipandang beradab dalam umat beragama dalam wilayah pembelajaran maunpun
bermasyarakat baik itu bersifat formal maupun non formal .
Adapun kelebihan-kelebihan yang terdapat dalam
kitab ini antar lain: pembahasannya sangat kompleks dan cocok bagi seorang
muta’allim dan ‘alim dalam rangka belajar, terdapat banyak nasihat-nasihat yang
sekiranyamampu mengubah kepribadian muta’allim yang berawal dari suatu
ketercelaan. Karna di dalam kitab ini disebutkan berbagai bab tentang adab
antara seorang ‘alim dan seorang muta’allim. Adapun bab yang dicantumkan antara
lain yaitu:
Bab Awwal (bab pertama) berisi tentang keutamaan
sebuah ilmu dan seorang ‘ulama juga keutamaan mempelajari dan mengajarkan ilmu.
Bab Tsani (bab ke 2) berisi tentang adab
seorang muta’allim terhadap dirinya sendiri ( di dalamnya terdapat 10 adab).
Bab Tsalis (bab ke 3)berisi tentang adab
seorang muta’allim terhadap seorang syaikhnya (di dalamnya terdapat 12 adab).
Bab Robi’
(bab ke 4)berisi tentang adab seorang muta’allim
terhadap pelajarannya dan sesuatu yang berhubungan terhadap syaikhnya dan
temannya (di dalamnya terdapat 13 adab).
Bab Khomis (bab ke 5) berisi tentang adab
seoran ’alim terhadap (hakikat) dirinya sendiri (di dalamnya terdapat 20 adab).
Bab Saadis (bab ke 6) berisi tentang adab
seorang ’alim terhadap pelajaranya.
Bab saabi’(bab ke 7) berisi tentang adab
seorang ’alim terhadap beberapa muridnya (di dalamnya terdapat 14 adab).
Bab tsaamin (bab ke 8) berisi tentang adab
terhadap kitab yang menjadi alatnya ‘ilmu dan terhadap sesuatu yang berhubungan
dengan dihasilkannya sebuah ‘ilmu.
Sedangkan kekurangan dari kitab ini sendiri
yaitu pengungkapan bahasanya terlampau rumit apabila dilihat dari sisi nahwu
dan sharaf.
Komentar
Posting Komentar